BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem ekonomi
yang dikenal oleh masyarakat secara global adalah sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis. Dalam konteks ekonomi, kedua sistem ini telah mampu meningkatkan
kemakmuran rakyat dinegara yang menggunakan kedua sistem ekonomi tersebut.
Sistem kapitalis dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal
mungkin dengan sumber daya yang terbatas. Usaha kapitalis ini didukung oleh
nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhan. Kebebasan ini mengakibatkan
tingginya persaingan diantara sesamanya untuk bertahan. Sistem ekonomi
kapitalis memiliki beberapa kecenderungan antara lain: kebebasan memiliki harta
secara perorangan, kebebasan ekonomi dan persaingan bebas, serta ketimpangan
ekonomi.
Sedangkan sistem
ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama. Filosofis ekonomi
sosialis, adalah bagaimana bersama-sama mendapatkan kesejahteraan. Ciri-ciri
ekonomi sosalis diantaranya: pemilikan harta oleh negara, kesamaan ekonomi, dan
disiplin politik.
Selain dikenal
dua sistem ekonomi tersebut yaitu kapitalis dan sosialis, masyarakat juga
mengenal sistem ekonomi lainnya yaitu sistem ekonomi islam yang sebenarnya
telah ada sejak 14 abad yang lalu. Pemikiran ekonomi islam diawali sejak nabi
muhammad saw dipilih sebagai seorang Rasul (utusan Allah). Sistem ekonomi
islam, lebih berkaitan dengan bangunan masyarakat yang perilakunya lebih
didasarkan atas sumber islam, al-Qur’an, dan al-Hadits. Sistem ekonomi islam dapat dipraktekan oleh
masyarakat manapun juga. Prinsip dasar ekonomi islam adalah kebebasan individu,
hak terhadap harta, ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar, jaminan
sosial, distribusi kekayaan, larangan menumpuk kekayaan, dan kesejahteraan
individu dan masyarakat.
Dikenalnya
ekonomi islam ditengah ekonomi konvensional mendorong kami untuk melakukan
riset pustaka dalam upaya untuk memperoleh gambaran mengenai sistem ekonomi
islam dan perbedaannya terhadap ekonomi konvensional. Disamping itu motivasi
kami dalam melaksanakan riset-riset pustaka ini ialah untuk mengumpulkan
beberapa data yang berkaitan dengan sistem ekonomi islam dan ekonomi
konvensional dari berbagai rujukan dan merangkumnya secara sederhana kedalam
sebuah karya tulis.
B.
Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan sebelumnya tujuan disusunnya karya tulis ini disamping memenuhi
tugas kuliah juga :
1.
Mengetahui konsep,
tujuan, karakteristik, dan prinsip-prinsip ekonomi islam
2.
Menguraikan sistem
ekonomi kapitalis dan sosialis dalam konteks ekonomi konvensional
3.
Mendapatkan
perbandingan antara sistem ekonomi islam dan ekonomi konvensional
C.
Manfaat
Sebagaimana
tujuan penulisan, manfaat utama dari penyusunan karya tulis ini antara lain :
1. Penulis
: memberikan pemahaman penting mengenai perbedaan antara sistem ekonomi islam
dengan sistem ekonomi konvensional.
2. Pembaca
: tidak hanya memberikan pemahaman ekonomi pada umumnya tetapi membantu
memahami konsep ekonomi islam yang saat ini telah berkembang
3. Dosen
: memberikan penilaian terhadap aktivitas mahasiswa sepanjang penyusunan karya
tulis terutama dari segi pembahasan, penyajian, presentasi, dan pemahaman
pada mata kuliah Prinsip-prinsip Ekonomi
Islam
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sistem
Ekonomi Konvensional
Sistem ekonomi konvensional merupakan
sistem ekonomi yang banyak digunakan oleh berbagai negara di dunia, termasuk
Indonesia. Ekonomi konvensional merupakan sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan
perekonomian. Sistem ekonomi konvensional menyatakan bahwa pemerintah bisa
turut ambil bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan
perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam
ekonomi.
Dalam ekonomi konvensional, setiap
warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Semua orang
bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-besarnya, serta melakukan
kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas dengan berbagai cara. Hal ini
mengakibatkan terbentuknya sekelompok orang yang kaya dan sekelompok orang yang
miskin. Kaum kaya akan semakin kaya dan
kaum miskin akan semakin miskin. Di dalam sejarah dunia, terdapat beberapa
sistem ekonomi konvensional yang begitu berpengaruh diantaranya:
A. Sistem
Ekonomi Kapitalis
Salah satu sistem perekonomian yang sudah
ada sejak abad 18 masehi, diawali di inggris dan kemudian menyebar luas ke kawasan
Eropa Barat Laut dan Amerika Utara. Sistem Ekonomi Kapitalis adalah sistem
ekonomi yang memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk
melaksanakan kegiatan perekonomian. Dalam sistem ini pemerintah dapat ikut
campur atau tidak sama sekali dalam system ekonomi ini.[1] Lembaga
hak milik swasta merupakan elemen paling pokok dari kapitalisme. Pemberian hak
pemilikan atas harta kekayaan memliliki fungsi ekonomi penting yaitu Para
individu memperoleh perangsang agar aktiva mereka dimanfaatkan seproduktif
mungkin. Hal tersebut sangat
mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu
diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada para ahli waris
secara mutlak apabila mereka meninggal dunia.
Ia memungkinkan laju pertukaran yang tinggi oleh karena orang memiliki
hak pemilikan atas barang-barang sebelum hak tersebut dapat dialihkan kepada
pihak lain.
Dengan demikian sistem ekonomi
kapitalis sangat erat hubungannya dengan pengejaran kepentingan individu. Bagi
Smith bila setiap individu diperbolehkan mengejar kepentingannya sendiri tanpa
adanya campur tangan pihak pemerintah, maka ia seakan-akan dibimbing oleh
tangan yang tak nampak (the invisible hand), untuk mencapai yang terbaik pada
masyarakat.
Dengan kata lain dalam sistem ekonomi
kapitalis berlaku "Free Fight Liberalism" (sistem persaingan bebas).
Siapa yang memiliki dan mampu menggunakan kekuatan modal (Capital) secara
efektif dan efisien akan dapat memenangkan pertarungan dalam bisnis.
A.1
Ciri-ciri Ekonomi Kapitalis :
* Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu dan Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
* Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan “signal” kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien serta motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
* Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan sendiri.
* Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi dimana Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu dan Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
* Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar dimana Pasar berfungsi memberikan “signal” kepada produsen dan konsumen dalam bentuk harga-harga. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien serta motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
* Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingan sendiri.
A.2 Kebaikan-kebaikan
Ekonomi Kapitalisme:
•Lebih efisien dalam memanfaatkan
sumber-sumber daya dan distribusi barang- barang.
•Kreativitas masyarakat menjadi tinggi
karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik
•Pengawasan politik dan sosial minimal,
karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
A.3
Kelemahan-kelemahan Kapitalisme
•Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada
persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
•Sistem harga gagal mengalokasikan
sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak
memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
B. Sistem
Ekonomi Sosialis
gerakan ekonomi yang muncul sebagai
perlawanan terhadap ketidak-adilan yang timbul dari sistem kapitalisme. sebutan
sosialisme menunjukkan kegiatan untuk menolong orang-orang yang tidak beruntung
dan tertindas dengan sedikit tergantung dari bantuan pemerintah. Dalam bentuk
yang paling lengkap sosialisme melibatkan pemilikan semua alat-alat produksi,
termasuk di dalamnya tanah-tanah pertanian oleh negara, dan menghilangkan milik
swasta. Dalam masyarakat sosialis hal yang menonjol adalah kolektivisme atau
rasa kerbersamaan. Untuk mewujudkan rasa kebersamaan ini, alokasi produksi dan
cara pendistribusian semua sumber-sumber ekonomi diatur oleh negara.
Dengan demikian sistem ekonomi
sosialis merupakan suatu sistem yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur
tangan pemerintah. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam ekonomi untuk
menjamin kesejahteraan masyarakat
B.1
Ciri-ciri sistem ekonomi Sosialis
1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)
:
* Masyarakat dianggap sebagai
satu-satunya kenyataan sosial, sedang individu-individu fiksi belaka.
* Tidak ada pengakuan atas hak-hak
pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
Peran pemerintah sangat kuat
* Pemerintah bertindak aktif mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.
* Alat-alat produksi dan kebijaksanaan
ekonomi semuanya diatur oleh negara.
2. Sifat manusia ditentukan oleh pola
produksi :
* Pola produksi (aset dikuasai
masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
* Pola produksi (aset dikuasai individu)
melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).
* Mengabaikan pendidikan moral
B.2
Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebagai
berikut:
1) Pemilikan Harta oleh Negara
Seluruh bentuk produksi dan sumber
pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk
memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan.
2) Kesamaan Ekonomi
Sistem ekonomi sosialis menyatakan,
(walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu
bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan
kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing.
3) Disiplin Politik
Untuk mencapai tujuan diatas,
keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih
semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan
harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih
menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya
yang lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system
sosialis ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx,
Lenin dan Stalin.
B.3
Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis antara lain:
1) Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan
pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas
kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan
dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam
pengawasan Negara.
2) Didasarkan perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan
perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya.
Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang
berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.
3) Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan
dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk
kepentingan-kepentingan Negara.
B.4
Kelemahan sistem Ekonomi Sosialis
1) Sulit melakukan transaksi
Tawar-menawar
sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan
pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan
sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan
oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih
disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh
mekanisme pasar.
2) Membatasi kebebasan
Sistem tersebut
menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang
menghambatnya dalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan
secara tidak langsung sistem ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh
dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.
3) Mengabaikan pendidikan moral
Dalam system ini
semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidika
moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan
kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi
C. Sistem Ekonomi Islam
Gagalnya sistem ekonomi
kapitalis maupun sosialis dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat mengharuskan
adanya pemecahan. Karena itu, negara-negara muslim sangat membutuhkan suatu
sistem yang lebih baik yang mampu memberikan semua elemen untuk berperan dalam
mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan. Sistem ekonomi ialah bukanlah sistem
ekonomi alternatif maupun sestem ekonomi pertengahan; siste ekonomi islam
merupakan sistem ekonomi solutif atas berbagai permasalahan yang selama ini
muncul.
Deskripsi paling
sederhana dari ekonomi islam adalah “suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada
ajaran dan nilai-nilai islam, dimana keseluruhan nilai tersebut sudah tentu
berasal dari Al-Quran, As-Sunnah, Ijmak, dan Qiyas.” Secara umum, lahirnya ide
tentang sistem ekonomi islam didasarkan pada pemikiran bahwa sebagai agama yang
lengkap dan sempurna, islam tentulah tidak hanya memberikan penganutnya
aturan-aturan soal ketentuan dan iman, melainkan juga jawaban atas berbagai
masalah yang dihadapai oleh manusia, termasuk ekonomi.
Sistem ekonomi Islam
hadir jauh lebih dahulu dari kedua sistem yang dimaksud di atas, yaitu pada
abad ke 6, sedangkan kapitalis abad 17, dan sosialis abad 18. Dalam sistem
ekonomi Islam, yang ditekankan adalah terciptanya pemerataan distribusi
pendapatan, seperti tercantum dalam surat Al-Hasyr ayat 7.
وَالْمَسَاكِينِ وَالْيَتَامَى
الْقُرْبَى وَلِذِي وَلِلرَّسُولِ فَلِلَّهِ الْقُرَى أَهْلِ مِنْ رَسُولِهِ عَلَى
اللَّهُ أَفَاءَ مَا
عَنْهُ نَهَاكُمْ وَمَا فَخُذُوهُ
الرَّسُولُ ءَاتَاكُمُ وَمَا مِنْكُمْ الْأَغْنِيَاءِ بَيْنَ دُولَةً يَكُونَ لَا كَيْ
السَّبِيلِ وَابْنِ
الْعِقَابِ شَدِيدُ اللَّهَ إِنَّ
اللَّهَ وَاتَّقُوا فَانْتَهُوا
Artinya :
Apa saja harta rampasan
(fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal
dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan,
supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu.
apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
amat keras hukumannya.
Dalam ekonomi Islam,
kita tidaklah berada dalam kedudukan untuk mendistribusikan sumber-sumber daya
semau kita. Karena didalam Islam, kesejahteraan sosial dapat dimaksimalkan jika sumber daya ekonomi
juga dialokasikan sesuai dengan tuntunan syariat. Dalam Islam kegiatan ekonomi memiliki
tujuan yang lebih tinggi yaitu kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat,
dengan berupaya mewujudkan keadilan sosial ekonomi
karakteristik ekonomi
Islam seperti disebut dalam Al Mawsu’ah, Al Ilmiah wa Al-Amaliyah Al-Islamiyah,
yaitu[2]:
1.
Harta kepunyaan Allah
dan manusia merupakan khalifah atas harta. Dalam hal ini dapat diartikan bahwa semua harta yang ada di tangan manusia
pada hakikatnya kepunyaan Allah, karena Dialah yang menciptakannya. Akan tetapi
Allah memberikan hak kepada manusia untuk memanfaatkannya. Namun pemanfaaannya
tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain. Jadi kepemilikan dalam
Islam tidak mutlak.
2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah dan moral. Yaiu setiap kegiatan ekonomi akan bernilai ibadah dengan mengikuti aturan
yang telah ditetapkan dalam Islam.
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan. Maksudnya adalah bahwa apa saja yang kita lakukan di dunia ini hakikatnya
adalah untuk mencapai kebahagiaan akhirat.
4. Ekonomi Islam menciptakan keseimbangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan umum. Artinya kegiatan
ekonomi yang dilakukan seseorang untuk mensejahterakan dirinya tidak boleh
dilakukan dengan mengabaikan dan mengorbankan kepentingan orang lain dan
masyarakat umum.
5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam. Dalam Islam diberikan kebebasan individu namun tidak boleh melanggar
aturan-aturan Allah, dengan kata lain kebebasan tersebut sifatnya tidak mutlak.
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian. Dalam Islam Negara berkewajiban melindungi kepentingan masyarakat dari
ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Negara berkewajiban
memberikan jaminan sosial agar seluruh masyarakat dapat hidup secara layak.
7. Bimbingan konsumsi. Artinya didalam Islam
ada ketentuan mana yang halal dan haram untuk dikonsumsi dan juga perilaku yang
baik dan tidak baik.
8. Petunjuk Investasi. Dalam Islam ada
kriteria untuk dapat melakukan investasi yaitu:
·
Proyek yang baik
menurut Islam
·
Memberikan rezeki
seluas mungkin kepada masyarakat
·
Memberantas kekafiran,
memperbaiki pendapatan dan kekayaan
·
Memelihara dan
mengembangkan harta
·
Melindungi kepentingan
anggota masyarakat
9. Zakat. Adalah karakteristik
yang paling istimewa, karena tidak dimiliki oleh sistem ekonomi konvensional.
Dalam hal ini ada konsep dalam harta kita ada hak orang lain dan hukumnya harus
kita sisihkan.
10. Larangan riba. Dalam Islam sangat
tegas dikatakan bahwa riba adalah haram. Untuk itu harus dihidupkan ekonomi
pada sektor riil. Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti
berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata
(berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum
datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali
(mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.
II Prinsip-Prinsip
Dasar Ekonomi Islam
Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam menurut Umar Chaptra
adalah[3]:
a) Prinsip tauhid, tauhid adalah fondasi keimanan Islam. Ini bermakna bahwa
segala apa yang di alam semesta ini didesain dan dicipta dengan sengaja oleh
Allah SWT, bukan kebetulan dan semuanya pasti memiliki tujuan. Tujuan inilah
yang memberikan signifikansi dan makana pada eksistensi jagat raya, termasuk
manusia yang menjadi salah satu penghuni di didalamnya.
b) Prinsip khilafah. Manusia merupakan khalifah Allah SWT di muka bumi dengan
dibekali perangkat baik jasmani maupun rohani untuk dapat berperan secara efektif
sebagai khalifah-Nya. Implikasi dari prinsip ini adalah:
·
Persaudaraan yang
universal
·
Sumber daya adalah
amanah
·
Gaya hidup sederhana
·
Kebebasan manusia
c) Prinsip keadilan, keadilan adalah salah satu misi utama ajaran Islam,
implikasi dari prinsip ini adalah:
·
Pemenuhan kebutuhan
pokok manusia
·
Sumber-sumber
pendapatan yang halal dan thayyib
·
Distribusi pendapatan
dan kekayaan yang merata
·
Pertumbuhan dan
stabilitas
Kebaikan dari Sistem Ekonomi Islam
a. Nilai-nilai yang tertanam dalam
sistem ekonomi Islam sangat kuat, sehingga setiap pelaku ekonomi dalam
menjalankan aktivitasnya tidak akan pernah melakukan aktivitas yang dapat
menyebabkan pencapaian tujuan perekonomian dengan cara-cara yang penuh intrik
dan tipu daya. Apabila sistem ekonomi konvensioal baik kapaitalisme maupun sosialisme menafikan
nilai-nilai moral dan agama dalam perekonomiannya maka sistem ekonomi Islam
sangat komitmen dan memegang nilai-nilai
tersebut.
b. Sangat memperhatikan kepemilikan
individu, namun tetap memberikan batasan-batasan yang diatur ssesuai syariat
Islam. deminian itu karena konsep inti kepemilikan dalam Islam adalah milik
sbsolut dari Allah SWT. Dimana manusia hanya diberi amanah untuk
mendayagunakannya sesuai dengan kemaslahatan masyarakat.
c. Negara merupakan salah satu
institusi penting dalam perekonomian, bahkan ia menempati salah satu posisi
sentral di dalamnya. Negara berperan sebagai pembuat kebijakan dan melakukan
fugsi pengawasan agar tidak terjadi distorsi di dalam perekonomian dan akan
campur tangan apabila telah terjadi distorsi di dalamnya. Hal ini agar
kepentingan ekonomi setiap pelaku ekonomi dapat terlindungi.
d. Memiliki sistem yang baik bagi
pemerataan dalam distribusi pendapatan melalui instrumen zakat, infak dan
shadaqah dari kelompok kaya kepada kelompok miskin. Dengan sistem ini
pertentangan antarkelas tidak akan terjadi karena telah terjadi saling
pengertian diantara mereka. Instrumen yang built in dalam sestem ini merupakan
mekanisme distribusi pendapatan yang tidak terdapat pada sistem ekonomi konvensioal.
e. Setiap individu dalam sistem
ekonomi Islam akan termotivasi untuk bekerja keras. Setiap ajaran agama
menganfurkan penganutnya untuk bekerja sebagai kunci kesuksesan individu.
Berbagai praktik ibadah dalam Islam memotivasi individu untuk bekerja keras
seperti zakat dan haji. Keduanya merupakan ibadah yang hanya dapat dilaksanakan
oleh orang yang berkecukupan.
Disamping kebaikan-kebaikan itu, apakah sistem ekonomi Islam memiliki
kelemahan? Menurut penulis kelemahan utama dalam sistem ekonomi Islam saat ini
adalah masih belum sistematisnya pembahasan sistem ekonomi Islam secara
keilmuan. Hal ini menyebabkannya belum mampu memberikan pembahasan yang
terstruktur secara baik seperti sistem ekonomi konvensioanl. Selain itu, masih
banyak konsep dalam sistem ekonomi Islam yang belum mampu diaplikasikan secara
keseluruhan, karena belum ada negara yang mengaplikasi sistem ekonomi Islam
secara penuh dalam perekonomiannya.
Bila dilihat
dari berbagai aspek inilah perbedaan antara sistem ekonomi islam dengan ekonomi
islam :
No
|
Keterangan
|
Islam
|
Konvensional
|
1
|
Sumber
|
Al-Quran
|
Daya fikir manusia
|
2
|
Motif
|
Ibadah
|
Rasional matearialism
|
3
|
Paradigma
|
Syariah
|
Pasar
|
4
|
Pondasi dasar
|
Muslim
|
Manusia ekonomi
|
5
|
Landasan fillosofi
|
Falah
|
Utilitarian individualism
|
6
|
Harta
|
Pokok kehidupan
|
Asset
|
7
|
Investasi
|
Bagi hasil
|
Bunga
|
8
|
Distribusi kekayaan
|
Zakat, infak, shodaqoh, hibah, hadiah, wakaf dan
warisan.
|
Pajak dan tunjangan
|
9
|
Konsumsi-produksi
|
Maslahah, kebutuhan dan kewajiban
|
Egoism, materialism, dan
rasionalisme
|
10
|
Mekanisme pasar
|
Bebas dan dalam pengawasan
|
Bebas
|
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah perbedaan
mendasar antara ekonomi Islam dan ekonomi konvensional. Di antara perbedaan
mendasar itu adalah:
1.
Rasionaliti dalam ekonomi konvensional adalah rational economics man
yaitu tindakan individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri
sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh
aktivitas. Ekonomi konvensional mengabaikan moral dan etika dan terbatas hanya
di dunia saja tanpa mengambil kira hari akhirat. Sedangkan dalam ekonomi Islam
jenis manusia yang hendak dibentuk adalah Islamic man Islamic man dianggap
perilakunya rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip Islam yang bertujuan
untuk menciptakan masyarakat yang seimbang. Tauhidnya mendorong untuk yakin,
Allah-lah yang berhak membuat peraturan untuk
mengantarkan kesuksesan hidup. Ekonomi Islam menawarkan konsep rasionaliti
secara lebih menyeluruh tentang tingkah laku agen-agen ekonomi yang
berlandaskan etika ke arah mencapai al-falah, bukan kesuksesan di dunia malah
yang lebih penting lagi ialah kesuksesan di akhirat.
2. Tujuan
utama ekonomi Islam adalah mencapai falah di dunia dan akhirat, sedangkan
ekonomi konvensional semata-mata kesejahteraan duniawi.
3. Sumber utama ekonomi Islam adalah al-Quran dan
al-Sunnah atau ajaran Islam.
4. Islam
lebih menekankan pada konsep need daripada want dalam menuju maslahah, karena
need lebih bisa diukur daripada want. Menurut Islam, manusia mesti
mengendalikan dan mengarahkan want dan need sehingga dapat membawa maslahah dan
bukan madarat untuk kehidupan dunia dan akhirat.
5.
Orientasi dari keseimbangan konsumen dan produsen dalam ekonomi
konvensional adalah untuk semata-mata mengutamakan keuntungan. Semua tindakan
ekonominya diarahkan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika tidak
demikian justru dianggap tidak rasional. Lain halnya dengan ekonomi Islam yang
tidak hanya ingin mencapai keuntungan ekonomi tetapi juga mengharapkan
keuntungan rohani dan al-falah. Keseimbangan antara konsumen dan produsen dapat
diukur melalui asumsi-asumsi secara keluk. Memang untuk mengukur pahala dan
dosa seorang hamba Allah, tidak dapat diukur dengan uang, akan tetapi hanya
merupakan ukuran secara anggaran unitnya tersendiri. Wallahua’lam bi
Ash-Shawab.
[1] Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi
Islam, cet. 3, (Yogyakarta: Ekonosia,2004), hal. 91
[3] Umer Chapra, The Future of Economics, (terj), Jakarta:Gema
Insani Press, 2001, hal. 202-206
ini sangat membantu aku kak, makasi kaak :)
ReplyDeletetq bgt ya, sgt mmbntu pembentukan mkalah yg awlya g ada gmbran. Skrg sdh trlht jln keluarnya. Izin copaz ya. Hehe
ReplyDeleteiya, sama2..
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa membantu ^_^
membantu. Terimakasih.. tapi maaf widgetnya terlalu berlebihan dan mengganggu..
ReplyDeletegood..minta ye..tq
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletesaya malah melihat kebanyakan perbedaan antara ekonomi Islam dgn konvensional (dlm hal ini liberal) kebanyakan berbeda dari segi filosofis dan dasarnya, tapi tak terlalu berbeda dalam rangkaian Praktis dimasyarakat.... adakah gagasan yang baru dalam teori ekonomi Islam yang lebih menonjol?? terimakasih..
ReplyDeletethank's kakak ..
ReplyDeletethanks kak...
ReplyDelete